Sabtu, 15 Agustus 2015
Watervang, Lubuklinggau
Saya rasa semua tempat di bumi ini ada ke-khas-an masing-masing yang tidak akan dimiliki oleh tempat lainnya. Walaupun mirip, pasti akan tetap ada ciri khususnya. Ke-khas-an inilah yang menarik orang untuk mengunjungi tempat tersebut. Begitu juga Lubuklinggau ini.
Dulu sewaktu masih kecil, saya pernah diceritakan oleh seorang teman tentang wisata di Lubuklinggau, tersebutlah Watervang. Dalam imajinasi kecil saya, Watervang itu seperti waterboom yang banyak sekali arena permainannya. Saat itu teman saya menceritakannya dengan sangat antusias, heboh, dan membuat saya sangat ingin mengunjungi tempat itu. Alhamdulillah, setelah sekian belas tahun akhirnya kesampaian juga mengunjungi Watervang, Lubuklinggau, Sumatera Selatan. Masih di September 2013, saat kami 'bertugas' di Lubuklinggau.
Ternyata Watervang itu adalah nama suatu wilayah di kota Lubuklinggau. Di sana ada bendungan yang dibangun pada zaman pendudukan Belanda. Tidak ada yang bisa ditanya secara gamblang tentang bendungan ini, hanya di lokasi tertulis "WATERVANG 1941" yang mencoba menjelaskan bahwa bangunan ini bernama Watervang dan dibangun pada tahun 1941. Bangunan ini membendung aliran Sungai Kelingi yang nantinya air akan didistribusikan untuk mengairi persawahan di kawasan Kabupaten Musi Rawas dan Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan. Selain untuk irigasi, Watervang ini juga menjadi salah satu tujuan wisata bagi pengunjung yang ingin menikmati jatuhnya air dari bendungan yang nampak seperti Niagara mini.
Lokasi Watervang tidak jauh dari pusat kota, hanya sekitar 5 km saja. Saat itu kami menggunakan angkot dari depan RS Sobirin dengan biaya Rp3.000,00 sampai simpang Watervang. Kami tambah Rp2.000,00 lagi untuk membujuk bapak angkot agar mau mengantar kami sampai lokasi. Walaupun sebenarnya tidak jauh dari simpang.
Di lokasi bendungan, kami melewati atas bendungan dengan menggunakan jembatan gantung. Sebagian ada yang sudah lapuk, jadi butuh kehati-hatian melewatinya. Saya herannya tuh ada banyak anak-anak yang dengan santainya berlari-lari di atas jembatan gantung ini dan tiba-tiba terjun ke dalam bendungan, tidak takut, malah tertawa terbahak-bahak. Luar biasa. Sahabat tidak perlu khawatir kelaparan atau kehausan, di sana ada beberapa kedai yang menjual aneka makanan dan minuman. Kabarnya sih yang terkenal di sana itu ada lotek dan mie ayam Watervang. Sayang kami hanya mencicipi mie ayam terkenal itu, loteknya habis saking larisnya.
Satu pesan dari bendungan Watervang ini, sejarah terukir dalam huruf-huruf. Ketika tidak ada orang yang bisa kita tanya tentang sesuatu, untaian huruf pun bisa menceritakan banyak hal. Inspirasi untuk terus menulis ya, Sahabat!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar