Bhineka Tunggal Ika bukan sekedar simbol di negara dengan masyarakat yang sangat heterogen ini. Masyarakat berbeda warna kulit, suku, budaya, bahasa, dan agama hidup berdampingan dengan relatif aman di negara kita. Kalaupun ada yang terancam, saya yakin itu hanya ulah sekelompok oknum yang ingin memecah belah tanah air tercinta.
Bukti ke-bhinekaan-tunggal-ika-an nampak jelas di Palembang, Sumatera Selatan bulan Mei-Juni 2015 lalu dengan diadakannya Festival Lampion Suzhou. Saat itu Lapangan Gelora Sriwijaya disulap penuh cahaya lampion beraneka rupa. Pengunjung pun sangat bervariasi, dari warga lokal turunan pribumi, turunan Tionghoa, dan lain-lainnya. Semua pengunjung nampak menikmati indahnya lampion dan hiburan yang disediakan oleh panita.
Festival ini nyata menunjukkan keharmonisan masyarakat yang berbeda suku maupun etnis hidup bersama, menikmati masing-masing budaya dengan damai. Kita berbeda, bukan berarti menjadi alasan untuk membeda-bedakan. Kita berbeda untuk saling mengenal dan melengkapi satu sama lain. Nah, berikut mari lengkapi membaca tulisan ini dengan melihat aneka lampion yang berbeda pula.
Wah, kapan ini ukhti?
BalasHapus