Rabu, 27 Januari 2016

Arisan yeah!


Ada saja ide untuk kumpul-kumpul dengan teman satu grup kecil isip. Bokek bukan alasan karena kita bisa nabung dan modifikasinya menjadi acara yang menyenangkan, arisan.



Ide ini muncul mengingat BHD belum turun dan kebutuhan seperti biasanya. Hemat sudah, nabung ok, tp akan lebih indah kalau dibuat arisan. Toh sama dengan menabung, begitu pikir kami.


Ini arisan pertama di Planet Football, Bontang. Sarah yang duluan 'narik'. Rencanya arisan rutin akan dilaksanakan tiga pekan sekali biar satu tahun isip kebagian dua rotasi.

Selasa, 26 Januari 2016

Shelter Ice Cream


Gerimis-hujan-dingin tidak menghalangi kami untuk mencoba menu yang satu ini. Es krim. Berlokasi di daerah Pisangan, sekitar 150 meter dari lapangan HOP. Dari arah perumahan HOP, lokasinya di sebelah kiri jalan. Mudah ditemukan, judul tokonya gede, Shelter.


Menu utama di Shelter memang es krim. Ada variasi rasa, green tea, vanila, coklat dengan pilihan beberapa topping yang yummy (almond, nata de coco, buah-buahan, wafer coklat, cherry, dll). Uniknya, mangkok es krim adalah potongan kelapa muda setengah bathok lengkap dengan daging buah kelapa yang sweet and smoothy.



Konsep unik Shelter ini dilengkapi quotes motivasi, salah satu yang saya suka, yaitu

you can't buy happiness but you can buy ice cream

pas banget buat sahabat di Bontang yang butuh 'lebih bahagia'

fyi, Shelter buka sore-malam pukul 17-22 WITA

Milad Surprise ala Doksip Tamada (1)

Sehari sebelumnya, saya lupa kalau besok hari ulang tahun. Malamnya saya lihat kalender dan sedikit 'waw' ketika melihat besok adalah tepat seperempat abad. Sempat sedih, ulang tahun di sini tanpa keluarga inti dan dia. Yah, daripada sedih, saya cari tips 'Merayakan Ulang Tahun SENDIRI'. Ada ternyata. Dari beberapa poin tips, dua yang paling saya ingat dan akan saya laksanakan, yaitu beres-beres kamar dan beri hadiah untuk diri sendiri, saya pilih hadiahnya 'makan malam istimewa'.



Hari H, saya menjalani aktivitas seperti biasa, istirahat siang menjelang sore (baca: boci) sepulang dari puskes. Di tengah boci, eee Vita mengetuk-ngetuk kamar minta ditemani beli obat untuk Aiko yang sedang flu. Tanpa curiga, saya temani saja keluar rumah gerimis-gerimis ke waserba dekat rumah. Lama, katanya obat yang dicari tidak ada. Saya menawarkan ke apotek agak jauh, tapi Vita mencari obat lainnyanyang sejenis. Okay, kutunggu saja.


Akhirnya obat sudah dapat. Kami pulang. Saat masuk rumah, sambutan meriah dari teman-teman doksip memenuhi seluruh ruang tamu rumah Anoa. SURPRISE


semua teman doksip hadir, kecuali yang sedang tugas jaga di RSUD.
dan ternyata obat flu tadi itu buat ngerjain saya, masyaAllah....


Entah ide siapa, yang pasti saya tidak jadi 'merayakan ulang tahun sendiri'. Ada mereka di sini yang menjadi keluarga di perantauan.


Saya sampaikan ke mereka, ini pertama kali seumur-umur saya mendapatkan surprise ulang tahun plus dikerjain begitu. Bahagia sekali. Semoga Allah membalas kebaikan kalian semua dengan balasan yang jauh lebih baik lagi.

Terima kasih banyak yaa doksip Tamada

ohya, ini poto baru ditemukan. Hadiah istimewa dari Sarah, minyak goreng sekarduuuuus, alhamdulillah, makasi banyak, jazakillahukhair. #gatakutkehabisanminyak


Kamis, 21 Januari 2016

Refreshing ala Doksip Tamada (4)

Singapore Cafe Bontang

Rencana awal, saya dan teman-teman kuliah dulu berencana memilih wahana internsip di Provinsi Kepulauan Riau. Alasannya banyak, salah satunya biar bisa plesiran ke negeri tetangga (Singapura), ingin melihat langsung gagahnya Merlion. Apa daya, rencana ya hanya rencana. Saya sendiri terdampar di Bontang, Kalimantan Timur. Terhapus sudah rencana plesiran ke Singapura.


Ternyata jalan yang ditentukan Allah luar biasa. Di Bontang pun saya bisa menemukan Merlion, tidak perlu jauh-jauh ke Singapura. Bontang punya Merlion, yaitu di Singapore Cafe


Lokasinya di tepi pantai, menghadap kilang PT Badak LNG, di daerah Tanjung Laut, Bontang. Alhamdulillah saya ke sini pertama kali bersama teman-teman doksip, Vita, Fanny, dan Runi (dari kiri ke kanan). Tujuan utama kemari poto dengan latar belakang Merlion Bontang, selain makan-minum ngobrol di cafe. Lumayan menghibur di tengah rutinitas sebagai doksip di Puskesmas dan RSUD.



Ada banyak variasi makanan di cafe ini, mulai dari makanan ringan sampai makanan berat ada di sini. Jadi, selain hunting poto, kita juga bisa sambil isi perut dan ngobrol ngalor-ngidul. Main ke Bontang? Mampir deh ke Singapore Cafe, pasti suka.


fyi,
cafe buka pukul 11.00 s.d 22.00 WITA
berkunjung saat sore lebih direkomendasikan, dapet bonus sunset cantik

Sabtu, 16 Januari 2016

Pulau Beras Basah (1)

Searching wisata Bontang, yang muncul pertama adalah Pulau Beras Basah. Cantik sekali pulau ini di tiap poto-poto yang tercantum di mesin pencari termahsyur saat ini. Tidak membohongi, bukan efek kamera, memang cantik kali ini pulau, membuat kami ingin kembali lagi.


Saya kemari bersama dua sahabat terbaik, Feby dan Soegeng. Mereka baik sekali mau berkunjung ke Bontang jauh-jauh dari Samboja dan Balikpapan.

Perjalanan ke Pulau Beras Basah kami mulai sekitar pukul 09.30 WITA. Dari penginapan teman-teman di Ocra Leaf Guess House area Bontang Kuala, kami menuju Pelabuhan Tanjung Laut. Di sana sudah ada 'petugas' yang menawarkan kapal atau ketingting untuk menyebrang ke pulau. Ada beberapa pilihan, kami prefer ketingting Rp500.000,00 yang bisa muat 5-10 orang. Kami total ber-7 dalam satu rombongan.

Bagi anak-anak pantai, mungkin pulau ini biasa saja. Namun, bagi kami anak-anak perbukitan-pegunungan, Pulau Beras Basah ini luar biasa. Sebenarnya ini kali pertama saya benar-benar 'bermain' di pantai seumur hidup saya. Selama ini kalau ke pantai saya hanya melihat dan sedikit menyentuh airnya. Kali ini berbeda. Apa saja yang bisa kita temui di sini?


coming soon ... ... ...



captured by Febby, doksip Tamada, makasi banyak yaa

Minggu, 10 Januari 2016

Refreshing ala Doksip Tamada (3)

Bukan cuma koas yang butuh 'libur'. Kita doksip juga butuh itu yang namanya libur. Kalender sudah ditandai kapan saja tanggal yang bisa memungkinkan untuk pergi dari rutinitas ini dan kami dapatkan itu di akhir tahun 2015 (padahal belum genap dua bulan kami menjalani internsip, hehehe). Kali ini kami (Mbak Nur, Sarah, Cici, Sonya, dan saya) menyempatkan diri mengunjungi ibu kota Kalimantan Timur dan ibu kota Kutai Kertanegara, Samarinda dan Tenggarong.

Perjalanan dimulai dari Bontang, 23 Desember 2015 sekitar pukul 16.00 WITA. Mbak Nur yang mengendarai mobil, sudah biasa Bontang-Samarinda katanya, bahkan mungkin mana jalanan lubang pun hapal saingan sama pak lek bus Samarinda Lestari. Kami tiba di Samarinda sekitar pukul 18.30 WITA, makan -letakin barang di mess dekat rumah Cici - cus go SCP - nonton. Film yang lagi hits saat itu adalah Star Wars. Pulang ke mess, langsung istirahat, besok akan lebih melelahkan sepertinya.


24 Desember 2015. Pagi sarapan nasi kuning, ini pertama kali saya mencicipi makanan khas Kaltim, nasi kuning dengan lauk ikan gabus, mmmmm sedaaaap kali. Setelah sarapan, kami langsung perjalanan ke Tenggarong bersama Febry (doksip Samarinda) dan seorang temannya.

Ada beberapa tempat tujuan di Tenggarong.

Pertama, kami mengunjungi Planetarium. Beruntung rasanya pernah ke sini karena tempat serupa hanya ada tiga di Indonesia, di Jakarta, Surabaya, dan Tenggarong ini, begitu kata operator studio 3D. Kami sempat mengabadikan momen di sini dengan poto berlatar belakang beberapa penjelasan tentang galaksi (poto pertama). Di Planetarium ini kami menonton tentang Galaksi Bima Sakti dan Dinosaurs. Ada beberapa pilihan film dan beberapa jadwal tayang sebenarnya, kami memilih yang terdekat. Namun sayang film kedua agak membosankan jadi kami segera melanjutkan perjalanan.



Kedua, kami mengunjungi Museum Mulawarman. Poto di atas diambil tepat di depan patung Lembuswana, konon kabarnya hewan peliharaan raja Kerajaan Kutai. Dengan biaya Rp3.500,00 per orang dewasa kita sudah bisa mengelilingi semua koleksi di museum ini. Cukup luas dan banyak koleksinya, tema utama koleksi Museum Mulawarman adalah sejarah dan budaya Kalimantan Timur yang diwarnai oleh kejayaan Kerajaan Kutai Kartanegara. Waw, saat itu saya berada di kabupaten yang dahulunya, beratus tahun lalu, adalah kerajaan pertama di Indonesia.



Ketiga, ini yang utama dari perjalanan hari ini, paintball. Kami mengunjungi Ladang Budaya alias Ladaya Tenggarong. Awalnya saya excited sekali mau main di sini, tapi ketika melihat lokasi dan cara mainnya, saya menyerah sebelum berperang, kondisi lutut kiri saya saat itu tidak memungkinkan untuk main. Next time saya cerita deh tentang lutut ini, haha. Kembali, teman-teman saja yang main, seruuuu. Saya yang lihat saja seru apalagi yang terjun main beneran.



Saat itu sedang libur natal, jadi pengunjung Ladaya sangat ramai, bahkan untuk berpoto pun mesti antre. Alhamdulillah ada adik baik hati yang bersedia memoto kami di sini. Sebenarnya Ladaya tidak hanya paintball, tapi teman-teman sudah kelelahan dan lutut saya tidak bisa diajak kompromi untuk mengelilingi semua sudut Ladaya, next time mungkin, semoga ada kesempatan lagi.



Konon katanya, kalau sudah terminum air sungai ini, pendatang tidak akan kembali ke daerah asal karena betah tinggal di sini. Ini saya sengaja minta ke teman-teman untuk sempat mampir di tepian sungai terbesar di Indonesia, Sungai Mahakam, dan jembatan yang tersohornya. Alhamdulillah sudah bisa dilewati setelah perbaikan karena roboh beberapa waktu lalu.

Kami kembali ke Bontang keesokan harinya, pas hari natal. Teman kami, Sonya, sudah ibadah di gerejanya. Bagian belakang mobil sudah full barang belanjaan, oleh-oleh khas Samarinda Roti Durian tidak ketinggalan. Kerinduan akan tempat jalan ala anak perkotaan (baca: mall) sudah terobati. Memori akan perjalanan sudah terukir. Alhamdulillah. Satu lagi bagian bumi Allah yang kami kunjungi, selalu ada cerita di balik ini, dahulu-saat ini-yang akan datang. Akankah kami akan kemari lagi kelak? wallahualam

Kamis, 07 Januari 2016

Maulud-an di Puskesmas BU1


Dalam Islam sendiri, tidak ada yang mewajibkan peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad saw. Ini hanya mengingat kembali, memotivasi kembali, dan me-refresh diri untuk kembali meneladani Rasulullah saw dalam setiap aspek kehidupan, termasuk di dalam mengamalkan ilmu di bidang pekerjaan. Begitu hikmah maulid nabi yang disampaikan oleh Kadinkes Kota Bontang.



Acaranya diikuti segenap jajaran kesehatan, dari berbagai puskesmas di Kota Bontang, dan beberapa instansi terkait. Dilaksanakan di lapangan apel Puskesmas Bontang Utara 1 pada 7 Januari 2016, membuat kami para doksip juga bisa mengikuti rangkaian acaranya. Inti acara adalah tausiyah dari Ustadz Albugisi tentang kehidupan Rasulullah yang tidak pernah sakit. Namun, acara yang ditunggu-tunggu adalah tradisi pohon telur berkah.



Setiap acara maulid nabi, di Bontang ada tradisi pembagian alias rebutan pohon telur. Sebenarnya tradisi ini diadopsi dari adat suku Bugis mengingat di sini Bugis adalah salah satu suku dominan setelah suku Jawa. Telur di pohon ini dipercaya membawa berkah karena telah dibuat dengan ikhlas oleh para pembuatnya dan telah didoakan sebelum dibagikan. Para orang tua biasanya akan memberikan telur ini kepada anak-anak mereka agar anak mereka berkah. Jadi wajar sekali jika heboh kali ketika diumumkan 'silakan mengambil telur berberkah'.



Inilah tradisi, inilah indahnya Indonesia. Saya suka.

Jumat, 01 Januari 2016

Pergantian Tahun di Bontang

Seumur-umur, baru kali ini saya pergantian tahun di luar rumah. Biasanya tidur atau nonton atau terbangun karena kebisingan lalu ngintip kembang api dari jendela kamar kos. Tahun ini berbeda. Ini pertama kalinya saya 'keluar' di pergantian tahun. Tidak sembarang keluar, saya menjadi salah satu tim P3K. Kalau tidak begini, pergantian tahun kali ini bisa dipastikan bakal seperti biasa.



Acaranya di Lapangan Bessai Berinta (Lapangan Langlang), Bontang. Jadi kalau di Bontang ada 3 pusat keramaian pergantian tahun, salah satunya ya ini. Dua lainnya di PT Badak NGL dan di Koperasi PKT. Acara di Langlang ini disponsori oleh Pemkot Bontang.


Lumayan rame, ada artis-artis lokal dan artis nasional (Desi KDI dan The Changcuters). Yang paling menarik ya The Changcuters (diem-diem saya ngefans sebenarnya, haha). Alhamdulillah acara lancar, tidak ada yang perlu dibantu tim P3K. Agak kaget aja, pas di akhir ada kejar-kejaran antara penonton dan pamong praja, termyata itu kelompok yang mabuk-mabukan mau diamankan, tidak ada yang terluka.



Jam 20.00 tanggal 31 Desember 2015 sebenarnya ada undangan dari teman-teman untuk bakar-bakar. Karena masih P3K, Dimas, Sonya, dan saya tidak bisa hadir, tapi ketika pulang dari Langlang, kami coba mampir dan mereka pun masih ramai (ada Vivi, Fenby, Vita, Refky, Sandy, Aiko, Fanny, dan Donald). Alhamdulillah bisa kumpul bareng mereka, sebagian doksip yang lagi tugas di RSUD Tamada. Kalau ga gini, sulit ngumpul bareng mereka. Alhamdulillah juga, masi kebagian hasil bakar-bakarnya, hahaha. Terima kasih ya temans.