Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha (Al-Isra':1)
Seolah merasakan perjalanan serupa (ge-er). perjalanan di malam hari itu ternyata memang bisa disebut sebagai perjalanan spiritual. apa yang dirasakan berbeda dengan perjalanan di siang hari. apalagi berjalan dalam keadaan gelap, tak ada lampu atau lampu yang tidak memadai untuk melihat jalan dengan jelas..
perjalanan di malam itu, sebuah perjuangan. berada di antara truk atau membuntuti mobil yang punya lampu jalan yang baik atau hanya menyalakan lampu sign kiri sebagai tambahan cahaya di jalan dan penanda keberadaan motor kecil di tepian jalan. sendiri, gelap, mencekam karena tak ada yang bisa dilihat di kiri dan kanan jalan. jalan yang dilewati pun tidak mulus bak jalan tol, tapi penuh jebakan lubang dan perbaikan jalan..
seolah merasakan bagaimana diri ini di masa yang akan datang. apakah penuh cahaya yang terang benderang atau gelap gulita. oke kalau terang, tak jadi masalah, lha kalo gelap gimana, apa yang bisa dilihat? boro-boro mau lihat sesuatu, milih jalan aja sulit..
mungkin sederhana dan mudah bagi yang tidak merasakan perjalanan malam itu*, tapi perlu dicermati padanya ada pelajaran terindah dari ayat-ayat alam dan teguran. sampai kapan lagi akan bermalasan untuk bersegera dan menyeru pada kebaikan?
Q.S. AlMaidah:48
*(2Mei2011,Indralaya-Palembang)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar