Jumat, 24 Juni 2016

Ramadhan di Bontang: Bazaar Bazaar Bazaar


Lagi, bahagianya Ramadhan. Ini waktunya mendulang rezeki. Kebutuhan makanan meningkat, terutama ta'jil alias makanan ringan pembuka berbuka puasa. Ini waktunya bagi mereka yang pandai melihat peluang. Jualaaaaan, hehehe



Jadi di komplek PKT, ada bazaar yang dikelola oleh ibu majelis ta'lim PKT. Disediakan tempat di lapangan parkir Masjid Raya Baiturrahman, dibangun tenda-tenda putih, berisi meja-meja panjang dan gerobak jualan. Menu beragam dari makanan ringan sampai yang berat-berat.



Teratur. Itu yang saya suka. Dibagi tiga jalur, masing-masing pembagian sesuai jenis makanannya. Blok A itu untuk ta'jil aneka makanan ringan. Blok B dan C makanan berat, nasi-sayurmayur-laukpauk. Jadi terkesan rapi dan nyaman untuk ngabuburit belanja-belanja atau sekedar cuci mata saja.



Satu lagi yang bisa dicontoh, di bazaar ini disarankan konsumen membawa kresek sendiri dari rumah masing-masing atau pakai tas yang disediakan oleh panitia. Go green, guys!

Ramadhan di Bontang: Buka Puasa Ajang Silaturahim

"Barang siapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan dibanyakkan rezekinya, hendaklah ia menyambungkan tali persaudaraan" (H.R. Bukhari-Muslim)

Poto bareng bu direktur RSUD Taman Husada Bontang



Senangnya Ramadhan ini ya gini, banyak acara kumpul-kumpul. Kumpul bareng keluarga, kumpul bareng teman kerja, kumpul bareng sahabat, kumpul bareng lah pokoknya. Senang, karena bertemu, yang lama tak jumpa bisa lepas kangen, yang sering berjumpa bisa semakin akrab. Senang, karena bisa bertukar cerita perjalanan dan pengalaman selama tak jumpa. Senang, karena makan-makaaaaan, hehehe.
 


Poto bareng kepala Puskesmas dan kepala TU Puskesmas BU I


Yang pasti, buka bareng alias ifthar jama'i itu silaturahim. Keuntungan silaturahim pun bisa diraih ya pastinya. insyaAllah, luruskan niat, kan amalan itu sesuai niatannya, hmhmhm.



Kumpulan poto puasa bersama di Bontang: Puskesmas BU I (kiri atas-kiri bawah), RSUD Taman Husada (kanan atas-tengah), IGD RSUD Taman Husada (kanan bawah)

Jumat, 17 Juni 2016

Ramadhan di Bontang: Tarawih Pertama


Diriwayatkan dari 'Ibn Umar ra, "Banyak orang berusaha melihat hilal. Kemudian aku mengabarkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa aku sungguh-sungguh melihatnya. Kemudian beliau berpuasa dan memerintahkan para sahabat untuk berpuasa” (H.R. Abu Dawud)




Ceritanya ini mengingat perjalanan di bulan Ramadhan di Tanah Borneo, kota para pendatang, Bontang, Kalimantan Timur.

Bulan ramadhan alias bulan puasa merupakan bulan yang dinanti-nantikan seluruh umat muslim dunia. Pasalnya, banyak ibadah yang pahalanya 'diobral' selama bulan ini sehingga pas banget untuk tabungan kehidupan akhirat kelak. Salah satu ibadah khas ramadhan adalah sholat tarawih.

Hari itu tanggal 5 Juni 2016. Kabar-kabarnya besok sudah mulai puasa. Organisasi pergerakan yang menggunakan perhitungan hisab telah memutuskan Ramadhan dimulai pada 6 Juni 2016, tetapi pemerintah yang dianggap sebagai ulil amri belum memutuskan hingga hilal nampak dan baru akan diumumkan selepas magrib pada sidang itsbat yang notabene lokasi sidang berada di Jakarta.

Karena kami sangat antusias menyambut ramadhan, kami pergi ke masjid dengan niatan sholat Isya berjamaah dan lanjut tarawih, tidak peduli apa hasil sidang itsbat. Tapi ternyata, panitia ramadhan mengikuti ulil amri. Di sini kami baru menyadari.

Jakarta, tempat sidang itsbat itu berada di Indonesia Barat yang termasuk dalam wilayah Waktu Indonesia Barat (WIB). Hasil sidang akan diumumkan setelah magrib wilayah terbarat Indonesia, yang artinya itu sekitar pukul 18.50 WIB atau pukul 19.50 di wilayah Waktu Indonesia Tengah (WITA) dan pukul 20.50 di wilayah Waktu Indonesia Timur (WIT). MasyaAllah...

Jamaah masjid dekat rumah sudah mulai gelisah setelah sholat Isya, pertanyaannya sama, 'Jadi nggak ya tarawihnya?'. Iya, Kita di Bontang sudah selesai Isya, sidang istbat belum kelar ternyata. Jadinya kami sebagai makmum hanya bisa menunggu, bahkan sebagian jamaah sudah pulang. Pukul 20.15 WITA baru lah kami para jamaah mendapat kepastian bahwa esok telah masuk bulan Ramadhan.

Ternyata begitu setiap tahun di WITA. Hal ini tidak pernah kami rasakan selama tinggal di WIB. Kasian para jamaah menunggu tidak pasti, bahkan ada yang pulang setelah sholat Isya kemudian datang lagi karena mau sholat tarawih berjamaah. Apalagi yang tinggal di WIT ya, sudah malam itu pasti baru dengar pengumuman.

Mungkin ada yang bisa bantu menjelaskan,
Mengapa sidang itsbat mesti nunggu sampai semua titik wilayah Indonesia melihat hilal? Mengapa tidak dilihat dari wilayah tertimur Indonesia saja biar pengumuman bisa lebih cepat?
Bukankah satu orang melihat hilal, Rasul pun berpuasa keesokannya?

wallahualam, pokoknya semangat ibadah ramadhan!