Minggu, 06 November 2016
Merindukan Kalian (1)
Sabtu, 15 Oktober 2016
Mengenang Masa Setahun Lalu
Rabu, 05 Oktober 2016
Stase Terakhir: Rawat Inap
Minggu, 18 September 2016
ACLS Bersejarah di Bontang
Idul Qurban di Bontang
Jumat, 26 Agustus 2016
Dengue
Minggu, 14 Agustus 2016
Ramadhan di Bontang: Sholat Ied (latepost)
Sabtu, 13 Agustus 2016
Tentang Full Day School
Rabu, 13 Juli 2016
Refreshing ala Doksip Tamada (5)
Senin, 11 Juli 2016
Ramadhan di Bontang: Program Masjid
Ramadhan di Bontang: Majelis Ilmu Nikah
Jumat, 24 Juni 2016
Ramadhan di Bontang: Bazaar Bazaar Bazaar
Ramadhan di Bontang: Buka Puasa Ajang Silaturahim
"Barang siapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan dibanyakkan rezekinya, hendaklah ia menyambungkan tali persaudaraan" (H.R. Bukhari-Muslim)
Jumat, 17 Juni 2016
Ramadhan di Bontang: Tarawih Pertama
Senin, 23 Mei 2016
Selalu Ada
setapak demi setapak
mengukir jejak demi jejak
tak peduli sejauh apa melangkah
di sini, di sana
dulu, sekarang
mereka ada
selalu ada
Kamis, 05 Mei 2016
Dilema Pasien KLL
Gawat Darurat. Identik dengan kasus-kasus yang gawat dan atau darurat, ya walaupun kadang ada juga batuk-pilek-panas-mencret akut datang juga ke IGD, tentang salah satu kasus yang sering kita jumpai di sini, yaitu kasus kecelakaan lalu lintas.
Kalau di jalan melihat kecelakaan, pasti yang terbayang pertama adalah kondisi pengendara yang luka, cedera, atau meninggal. Tempat pertama yang terpikir bisa dipastikan juga adalah rumah sakit terdekat. Tanpa pikir-pikir panjang, yang masih bisa diselamatkan langsung dibawa ke rumah sakit, lebih spesifiknya unit gawat darurat. Tapi tahukah kalau ternyata ada dilema di sana?
Mereka para pasien korban atau pelaku kecelakaan lalu lintas tidak serta merta semua biaya perawatan langsung ditanggung oleh jasa jaminan kesehatan yang mereka miliki. Padahal kebutuhan akan perawatan itu mendesak, bersifat darurat, dan sering kali perlu segera.
Selasa, 05 April 2016
Stase Kedua: IGD
Jumat, 25 Maret 2016
Tentang Kelapa
Pagi lalu, ada posting poto ini di timeline. Jika dihayati, memang benar begitulah kelapa. Saya yakin masih ada banyak orang di luar sana yang memilih untuk menjadi seperti kelapa. Ini juga yang membuat saya menyukai mereka. Mereka unik, perlu dilestarikan, apalagi di tengah kehidupan media kini yang penuh pencitraan dengan modus mengharap 'posisi' di mata manusia. Padahal sudah tertulis di pedoman kehidupan,
'Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena pamer kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari akhir. Perumpamaannya seperti batu yang licin yang di atasnya ada debu, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, maka tinggallah batu itu licin lagi. Mereka tidak memperoleh sesuatu pun dari apa yang mereka kerjakan. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir'
Q.S Al-Baqarah:246
Jumat, 18 Maret 2016
Great Team: Puskesmas BU 1
Kamis, 10 Maret 2016
Malming ke Pasar Malam
Kamis, 18 Februari 2016
Puskesmas Bontang Utara I
Selama internsip di sini, ada dua wahana alias tempat praktik yang saya lalui, yaitu RSUD Taman Husada dan Puskesmas Bontang Utara I, Kota Bontang, Kalimantan Timur. Di dua tempat ini, selama satu tahun, dibagi menjadi 3 stase': unit gawat darurat, rawat inap, dan puskesmas.
Istilahnya ini adalah stase pertama internsip di Bontang. Saya bertugas di Puskesmas terlebih dahulu, stase 'santai' katanya, padahal hmhmhm 'waw'.
Puskesmas Bontang Utara I merupakan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan tingkat primer di Kecamatan Bontang Utara, Kota Bontang. Wilayah kerjanya cukup luas, meliputi empat kelurahan besar, yaitu Kelurahan Bontang Baru, Api-Api, Gunung Elai, dan Bontang Kuala. Spesial untuk kelurahan Bontang Kuala, disediakan puskesmas pembantu (pusban), dengan pertimbangan kelurahan ini adalah desa wisata unggulan Kota Bontang, jadi mesti punya fasilitas 'cukup lengkap', begitu kabarnya.