http://www.beritasatu.com/pendidikan/378510-mendikbud-gagas-pendidikan-dasar-full-day-school.html
Akhir-akhir ini media heboh membicarakan gagasan menteri pendidikan baru tentang full day school.
Itu baru satu dari sekian ribu berita yang ada tentang gagasan yang dinilai 'baru' itu. Konsep yang belum jelas apalagi matang itu menuai banyak pro dan kontra. Memang jika kita mengartikan per kata, seharian di sekolah itu suatu hal yang 'wow' banget. Memang, saya setuju, sekolah seharian lebih dari 8 jam itu memang luar biasa #pengalaman.
Nah, karena gagasan ini pun saya jadi mengenang masa-masa belajar di bangku SMA dulu. Kalau dipikir-pikir, ternyata SMA saya dulu itu sudah menerapkan full day school, 13 jam hampir. Itu dulu, tahun 2006-2009, sekarang sepertinya sudah tidak lagi diterapkan mengingat banyak hal yang kurang mendukung.
Saya alumni SMA Negeri 4 Lahat. Sebuah sekolah rintisan berstandar internasional yang terletak di pelosok Sumatera, tepatnya di Jalan Raya Tanjung Payang, Desa Tanjung Payang, Kecamatan Lahat, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan. Di Kabupaten Lahat, ini adalah SMA yang diunggulkan, segudang prestasi tingkat lokal, regional, dan nasional sudah-sedang-dan akan selalu diukir, bahkan sudah go international.
http://sman4lahat.sch.id/
Saat belajar di sini dulu, jadwal kegiatan kami cukup padat. Jika dibandingkan sekolah lainnya, maka jadwal kami amat sangat padat. Umumnya, jadwal kami dulu begini:
06.45-07.00
kegiatan imtaq pagi: mengaji, zikir, tausiyah
07.00-09.30
kegiatan belajar-mengajar
09.30-10.00
istirahat I (biasanya teman-teman sholat Dhuha, ada juga yang jajan, hehe)
10.00-12.30
kegiatan belajar mengajar
12.30-14.00
istirahat II (sholat zhuhur berjama'ah, makan siang, istirahat beneran -> bisa tidur siang sebentar di asrama/aula/bawah pohon/di mana pun yg memungkinkan, hahaha)
14.00-15.30
bimbingan belajar sore
15.30
sholat ashar berjama'ah, kemudian pulang (ke rumah atau asrama)
18.00-19.30
kegiatan imtaq sore
sholat maghrib dan isya berjama'ah, kajian Alquran, hadist, fiqih, qiroati, praktik seputar kegiatan ibadah di masyarakat, nonton bareng wawasan islamiyah (biasanya film Harun Yahya, ceramah Dr. Zakir Naik, film perjuangan Islam)
19.30-21.30
bimbingan belajar malam
Yah, begitulah kira-kira garis besarnya. Jadwal seperti itu rutin kami jalani dari Senin-Kamis. Jumat, spesial olahraga di pagi hari, imtaq (keputrian dan sholatvjum'at berjama'ah) di siang hari, dan kegiatan ekstrakurikuler di sore harinya, tidak ada bimbingan belajar sore ataupun malam, kecuali anak-anak yang dipersiapkan ikut lomba tingkat kabupaten/provinsi/nasional. Sabtu, sekolah hanya sampai pukul 13.00 karena memberi kesempatan bagi siswa asrama yang hendak pulang ke rumah menemui orang tuanya (fyi, siswa di sini tidak hanya berasal dari dalam Kecamatan Lahat, ada juga dari kecamatan lain bahkan kota lain di sekitar Lahat yang lumayan jaraknya dari kota Lahat sendiri).
Selama kami menjalani jadwal itu, capek ya pasti, tapi kami happy juga. Kami tidak perlu sibuk cari les di luar sekolah untuk mendukung akademik, ilmu terkait agama pun kami dapatkan dari sekolah, belajar pun lebih semangat karena bersama teman-teman yang semangat juga, dan yang pasti kami dapatkan pengawasan dan bimbingan guru untuk sedikit 'dipaksa' belajar yang belum tentu kami dapatkan di rumah. Senangnya lagi, kami dibebastugaskan dari yang namanya pekerjaan rumah alias PR.
Pola seperti ini akan berjalan baik jika sarana dan prasarana mendukung, ada tenaga pengajar yang kompeten, serta tekad siswa yang didukung penuh oleh orang tua untuk lebih baik lagi mencapai cita-cita. Saya bukan setuju diterapkan full day school, tapi jika memang manfaat yang diperoleh lebih banyak tidak ada salahnya diterapkan, tentunya dengan mempersiapkan semuanya dengan matang terlebih dahulu, semuanya ya, bukan setengah-setengah. Jangan sampai ada yang menjadikan suatu masa/periode pendidikan sebagai fase 'coba-coba' lagi.
Terima kasih terbesarku untuk semua guru Indonesia, terutama guru-guruku di TK-kuliah, sekolah-pengajian-les, semuanya. Kalian memang pelita dalam kegelapan, pahlawanku!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar