Rabu, 05 Oktober 2016

Stase Terakhir: Rawat Inap

Alhamdulillah. Di setiap tempat dan waktu, selalu ada nikmat yang secara sadar maupun tidak kita sadari selalu mengiringi langkah kita. Begitu juga internsip ini. Tidak terasa (sebenarnya sangat terasa jika dipikirkan terus-menerus), menjelang 43 hari kepulangan yang artinya internsip di RSUD Taman Husada Bontang ini akan segera berakhir. Sebelum benar-benar berakhir, ada satu stase yang mesti dijalani, yaitu rawat inap.



Jika di Puskesmas kami dokter internsip bertemu dengan pasien sakit dan juga sehat, di IGD kami menemui pasien gawat dan darurat, di ruang rawat inap bisa dipastikan: kami selalu bertemu pasien sakit. Namun, bukan berarti tidak ada yang gawat maupun darurat. Memang rerata pasien yang sudah masuk ruang rawat inap adalah yang stabil, tapi kondisi pasien bisa sewaktu-waktu berubah menjadi gawat dan darurat dan meninggal, tidak hanya di ruang perawatan intensif (ICU, PICU, NICU), di ruang perawatan biasa pun ada juga, malah banyak.

Di RSUD Taman Husada Bontang, dokter internsip bebas eksplorasi ke semua ruangan rawat inap. Nama ruang-ruang di sini seperti nama bunga: Wijaya Kesuma (VVIP), Seruni (ruang rawat VIP dan kelas 1), Cempaka (ruang rawat pediatri), Edelweis (ruang rawat bedah, neuro, THT, dan mata), Bougenvil (ruang rawat interna, jantung, dan paru), Flamboyan (ruang rawat obs-gin), dan Mawar (VK). Namun, tidak menutup kemungkinan ada rawat bersama di setiap ruangan tersebut.

Mainan kami di sini adalah status-status berwarna-warni seperti di gambar pertama. Semua advis, tindakan, dan informasi untuk pasien mesti tertera di status ini. Kalau kata ibun (drg. Agustin, direktur RSUD Taman Husada Bontang), apa yang dikerjakan itu ditulis dan apa yang ditulis itu dikerjakan.



Menjadi dokter jaga ruangan tidak bisa lepas dari telepon, baik handphone pribadi, handphone ruangan, maupun telepon ruangan. Telepon ini sangat membantu proses jaga karena semua komunikasi via telepon: perawat lapor ke dokter jaga, dokter jaga saling koordinasi, dokter jaga memberi advis, dan konsultasi ke dokter spesialis. Nah, ini konsultasi ke dokter spesialis nih yang paling penting. Umumnya lapor hasil pemeriksaan penunjang yang diminta oleh spesialis, konsultasi jika ada perubahan kondisi pasien, mengusulkan pemeriksaan/tindakan/terapi yang diperlukan oleh pasien, dan konfirmasi advis spesialis yang kadang tidak terbaca apa tulisannya, hahaha.

Ada suka duka nih kalau konsul atau lapor ke spesialis. Yang pasti akan menjadi suka jika spesialisnya mudah dihubungi dan advisnya jelas. Dukanya, jika spesialis tak kunjung angkat telepon atau tak balas konsul via whatsapp/sms. Uniknya, ada-ada saja spesialis yang iseng ngerjain kita, bahkan dokter senior juga dikerjain, itu seperti di gambar nomor 2: ceritanya itu dr.Ratih (dokter senior yang pakai kerudung ungu) sedang konsul via telepon ke dr.Suhardi, SpJP (dokter yang berdiri di belakang dr.Ratih). Saking seriusnya konsul, dr.Ratih itu tidak sadar sama sekali bahwa dr. Suhardi, SpJP itu sebenarnya sudah berdiri di sana dari pertengahan konsul dan dr.Suhardi,SpJP pun tetap membiarkan dr.Ratih seperti itu sampai selesai konsul, hahaha, kena deh dok.



Di stase ini saya sendiri khususnya banyak sekali mendapat pelajaran, seperti menata laksana keluhan pasien rawat inap yang tentu berbeda dengan di puskesmas maupun IGD; komunikasi ke karyawan, perawat, sesama internsip, dokter senior, dan juga dokter spesialis; menemui kondisi-kondisi akhir kehidupan seorang pasien; bahagianya melihat pasien tersenyum pulang dengan semakin sehat; dan mengenal lebih banyak karakter manusia. Yang paling seru itu, pas capek jaga lagi laper banget eh ditawarin makan bareng mbak-mbak perawat/karyawan di semua ruang perawatan, hihihi. Seperti di poto terakhir, kita lagi makan sop singkong (karya chef Marni, CS) bareng sama mbak-mbak perawat di ruang Edelweis. Alhamdulillah...

Intinya mah bener seperti yang dikatakan di peribahasa: di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Terapkan saja, insyaAllah nyaman dan menyenangkan di mana pun kaki melangkah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar